Pengantar Shock
SHOCK
19.05.20
Kali ini kita akan mendiskusikan topik shock. Tulisan ini akan membahas hal-hal basic yang dibutuhkan agar teman-teman bisa mempelajari shock secara mendalam dengan mandiri. Tulisan ini akan membahas tentang pendekatan untuk pasien shock secara klinis, namun tulisan ini tidak akan menjelaskan secara detil mengenai tatalaksana tiap-tiap shocknya.
Pendahuluan
Tubuh memerlukan zat zat penting untuk bertahan hidup. Zat-zat penting tersebut contohnya oksigen dan glukosa. Namun dapat terjadi keadaan dimana tubuh sulit untuk mendapatkan asupan tersebut. Kondisi tersebut akan memaksa tubuh untuk melakukan penyesuaian supaya bisa bertahan hidup.
Prinsip dari tubuh yang kita miliki adalah tubuh tidak akan pernah pasrah untuk bunuh diri. Jadi, ketika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan kondisi ideal, tubuh akan melakukan kompensasi agar kondisi tubuh bisa kembali ke kondisi ideal. Sebagai contoh ketika tekanan darah seseorang turun, tubuh akan melakukan kompensasi dengan meningkatkan denyut jantung agar tekanan darahnya bisa naik. Contoh lain adalah ketika seseorang mengalami hipotermi, tubuh akan melakukan kompensasi dengan menggigil agar panas tubuh bisa tercipta.
Masih banyak respon-respon lain yang dilakukan
oleh tubuh sebagai bentuk kompensasi. Ini merupakan prinsip dasar pertama yang
harus kita pegang, karena ini merupakan mekanisme dasar tubuh untuk bertahan
hidup. Namun pada titik tertentu tubuh akan kewalahan untuk berkompensasi
sehingga timbulah suatu keadaan yang dinamakan shock.
1. Definisi
Shock adalah keadaan dimana tubuh gagal untuk mendistribusikan hal-hal penting ke organ-organ perifer. Hal-hal penting yang dimaksud disini khususnya oksigen dan glukosa. Sel-sel di tubuh membutuhkan kedua hal ini untuk tetap bertahan hidup serta mempertahankan kondisi ideal.
Secara
analogi, tubuh sudah tidak bisa memberi supply makanan ke semua organ di tubuh.
Lalu apa yang dilakukan tubuh terhadap keadaan ini? Ingat prinsip pertama tadi,
tubuh kita akan melakukan kompensasi agar kita tetap hidup. Tubuh akan
melakukan redistribusi zat-zat penting tadi pada organ vital terlebih dahulu
sehingga asupan zat-zat penting di organ perifer akan berkurang. Organ-organ
vital adalah organ yang dianggap penting oleh tubuh seperti otak, jantung,
mata, hati dan lain sebagainya, sedangkan organ-organ perifer tubuh contohnya
kaki dan tangan. Jadi, secara kasarnya tubuh akan mengorbankan kaki dan tangan
kita untuk tidak mendapat jatah makan dan memberikan jatah mereka ke
organ-organ vital yang dianggap lebih penting. Tubuh menganggap tanpa tangan
aku masih hidup, tetapi tanpa otak aku gabisa hidup.
Pada saat terjadinya shock, ada beberapa tahapan yang aku yakin teman-teman sudah pernah mendengar. Tahapan tersebut dimulai dari normal sirkulasi à shock kompensasi à shock dekompensasi
Analogi:
Normal
sirkulasi à
terjadi sesuatu* à
penurunan kemampuan untuk menyebarkan suplai à tubuh akan berusaha tetap memberi suplai ke
semua organ (shock kompensasi) à jika tidak tertangani, lama-kelamaan tubuh
akan lelah à hanya
mampu memberikan suplai untuk organ vital dan mengorbankan organ perifer à jika tidak tertangani,
akhirnya tubuh tidak mampu memberi supply ke organ manapun (shock dekompensasi)
à tubuh
mati.
*sesuatu:
tipe-tipe shock
Mengapa tubuh membutuhkan energi?
Mengapa sih tubuh membutuhkan energi? Jawabannya beragam; untuk bertahan hidup, untuk makanan sel, biar ga mati, dan lain sebagainya. Ya jawaban ini memang ga salah, tapi kurang menjawab pertanyaan kita tadi. Kalau dibreakdown lagi kenapa butuh energy untuk bertahan hidup? energinya diapain sih? sebenernya ada missing link disini. Banyak dari kita memang sering melupakan basic dan langsung jump into klinis-klinis yang terkesan seru. Ya, belajar basic memang boring, tapi ini akan sangat mempengaruhi kenyamanan kita dalam belajar.
Mengapa tubuh membutuhkan energy? Kita harus memahami dulu bagaimana tubuh menghasilkan energi. Tubuh menghasilkan energy melalui jalur:
Pertanyaan pertama terjawab,
ternyata sel membutuhkan oksigen dan glukosa untuk melakukan metabolism aerob.
Metabolism aerob ini akan menghasilkan 38 ATP. Pertanyaan kedua muncul, ATP ini
buat apa sih? Mengapa sel butuh ATP?
Untuk menjawab pertanyaan ini,
diperlukan ilmu-ilmu basic seperti:
- Konsep depolarisasi, repolarisasi termasuk
resting membrane potensial
- Komponen elektrolit di tubuh dan apa efeknya
ketubuh jika tidak balance
- Prinsip difusi dan osmosis
Setiap
sel ditubuh kita memiliki sebuah pompa. Pompa yang sangat penting karena
bertugas untuk mempertahakan resting membrane potensial kita. Pompa ini disebut
NA-K ATP-ase. Pompa ini bertugas untuk meregulasi ion Na dan K di sel kita agar
resting membrane potensialnya bisa terjaga, pompa ini juga membutuhkan ATP untuk
bekerja. Terjawab sudah pertanyaan kedua. Lalu muncul pertanyaan selanjutnya, untuk
apa tubuh mempertahankan resting membrane potensial kita? kenapa ion Na dan K
harus diregulasi jumlahnya di dalam sel?
1. Sel
2. Ion K dominan di dalam sel
3. Ion Na dominan di luar sel
4. Pompa Na-K ATP-ase
5. ATP
Analogi:
Bayangkan
sebuah sel sebagai ruang kelas,
dimana
kelas itu memiliki pintu sebagai
akses masuk dan keluar: pompa Na-K ATPase
pintu
tersebut dijaga oleh satpam: ATP
untuk
mejaga dari anak nakal, si Na dan K.
Na seharusnya berada di luar kelas, akan tetapi dia selalu ingin masuk ke kelas karena
jumlah Na di luar kelas terlalu ramai.
Begitupula
dengan K, dia harus berada di dalam kelas akan tetapi dia ingin selalu keluar kelas karena sudah
terlalu banyak jumlah K di dalam kelas.
*prinsip difusi adalah perpindahan molekul
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, dikarenakan tenaga kinetic.
INGAT! Kalium kaya di intra sel dan Natrium kaya di Ektrasel.
Apabila
jumlah Na dan K di dalam dan di luar sel tidak seimbang à resting membrane potensial
yang ideal tidak akan tercipta. Resting membrane potensial normal berada dalam
keadaan negative
Skenario:
a. Sekarang apabila tubuh dalam kondisi normal, tubuh akan melakukan metabolisme aerob dan mampu memberi gaji kepada 38 satpam di tiap sel untuk menjaga supaya Na dan K berada pada tempatnya. Satpam tidak akan kewalahan dengan keadaan ini. Setiap Na yang berhasil menyusup ke dalam sel akan ditendang keluar oleh satpam, begitupula dengan K yan berhasil menyelinap keluar maka dia akan ditarik masuk ke dalam sel oleh satpam à kondisi ideal resting membrane potensial pun akan tercipta.
b. Kondisi sebaliknya adalah saat tubuh di kondisi yang tidak ideal dan mengharuskan tubuh melakukan metabolism anaerob (salah satunya saat shock). Tubuh yang tadinya mampu membayar 38 satpam, kini hanya mampu membayar 2 orang satpam. Bayangkan, yang tadinya 38 orang sekarang hanya 2 orang dengan beban kerja yang sama. Apa yang akan terjadi? tentu saja Na akan berhasil masuk ke dalam sel dan K akan berhasil keluar dari sel.
Dari
skenario B tadi kita bisa melihat, pada akhirnya mengapa tubuh membutuhkan
energy; tubuh membutuhkan energy untuk menjalankan pompa NA-K ATP-ase sehingga
mampu mempertahankan resting potential membrane dengan mengatur kadar Ion Na
dan K sesuai dengan jumlahnya di dalam maupun luar sel. Ini merupakan jawaban
yang tepat dari pertanyaan mengapa sih sel butuh energy. Jadi, jawabannya tidak
sekedar hanya untuk energy atau biar sel tetap hidup.
Apa
yang kita takutkan ketika pompa NA-K ATPase tadi tidak bekerja secara maksimal?
Natrium:
- Natrium bersifat menarik air à apabila terlalu banyak Na yang masuk ke dalam sel maka dia akan diikuti oleh air ke dalam sel à lama kelamaan sel akan pecah karena overload air.
- Natrium memiliki muatan positif à ketika dia masuk ke dalam sel dia akan membuat sel menjadi lebih mudah terangsang karena resting membrane potensialnya sudah tidak se-negatif kondisi normal. Apabila ini terjadi di sel otak, maka sel di otak akan mudah terangsang sehingga dapat menyebabkan kejang pada pasien
Kalium:
- Jika Kalium banyak terdapat diluar sel misalnya didalam darah kondisi tersebut dinamakan hyperkalemia. Yang paling ditakutkan dari kondisi hyperkalemia adalah aritmia jantung yang bisa menyebabkan à Ventricular Fibrilation à Cardiac Arrest.
Pengaturan
Tekanan Darah
Ilmu basic lain yang perlu dikuasai sebelum kita masuk tentang tipe-tipe shock adalah tentang pengaturan tekanan darah (TD) itu sendiri. Penjelasan singkatnya bisa melalui bagan berikut:
1. Cardiac Output (CO) à jumlah darah yang diejeksikan oleh ventrikel dalam waktu satu menit
2. Stroke Volume (SV) à volume darah yang diejesikan oleh ventrikel dalam satu kali kontraksi
a. Preload:
Volume darah terakhir dalam ventrikel sebelum ventrikel berkontraksi
b. Afterload:
tahanan yang dilawan oleh ventrikel saat systolic
c. Kontraktilitas:
kemampuan kontraksi jantung
3. Heart Rate (HR)
4. Total Peripheral Resistance (TPR): Tegangan pembuluh darah di tubuh. Semakin tinggi TPR maka TD akan semakin tinggi
Sebagai contoh:
1. Ketika terjadi penurunan preload à TD akan turun à tubuh akan mengkompensasi dengan meningkatkan HR, kontraktilitas maupun TPR à TD naik kembali.
2. Ketika terjadi penurunan TPR à TD akan turun àtubuh akan melakukan kompensasi dengan meningkatkan HR dan Kontraktilitas à TD naik
PS:
Afterload yang terlalu tinggi bisa menyebabkan penurunan tekanan darah. Sebagai
contoh pada aorta stenosis, tahanan yang dilawan ventrikel terlalu tinggi
sehingga darah tidak bisa diejeksi secara optimal ke seluruh tubuh à TD turun.
Pemahaman akan bagan ini akan membantu bagaimana kita
melakukan pendekatan pada pasien shock. Pendekatan pada pasien shock
cardiogenic tidak bisa disamakan dengan pasien shock distributive, padahal
secara umum kalau kita kurang cermat penampakan klinis pada pasien kedua shock
ini akan sama. Pada pasien shock distributive yang terjadi adalah vasodilatasi
pembuluh secara gila-gilaan, apabila tatalaksana utama yang kita lakukan
resuitasi cairan malah akan membahayakan pasien, karena yang bermasalah di
pasien ini bukanlah preloadnya melainkan TPRnya.
Take
Home Message
Setelah membaca tulisan ini diharapkan kita bisa lebih
memahami pasien shock secara lebih mendalam dan komprehensif. Cara belajar
dengan memahami hal basic terlebih dahulu sangat mempengaruhi pemahaman kita
akan keadaan pasien. Bayangkan jika kita hanya menghafal bahwa pada pasien
shock kita akan menemukan kejang, aritmia, penurunan tekanan darah diiringi
heart rate yang meningkat namun lama-kelamaan heart rate ikut turun. Tentu cara
pendekatan ke pasien seperti ini kurang baik, Bandingkan dengan apabila kita
telah memahami bagaimana prinsip metabolism aerob di tubuh, mengapa sel
membutuhkan ATP, prinsip resting membrane potensial dan ion-ion di tubuh. Maka
semua hal tadi bisa kita ingat hanya dengan menggunakan nalar kita.
Bagan
di atas merupakan gambaran dari manakah komponen yang bermasalah dari tiap-tiap
shock. Sebagai contoh pada shock anafilaksis, yang terjadi adalah vasodilatasi
pada seluruh pembuluh darah di tubuh. Lalu, tanpa berpikir panjang apabila yang
kita berikan terlebih dahulu adalah cairan, tentu tindakan ini akan
membahayakan pasien. Sebaliknya, kita harus memberikan agen-agen yang bisa
membuat vasokonstriksi pada pembuluh darah di seluruh tubuh. Hal ini penting
karena pada dasarnya klinis yang kita temukan pada pasien shock itu akan sama
pada sebagian besar kasus. Oleh karena itu pemeriksaan secara cermat baik lewat
anamnesis dan pemeriksaan fisik bisa kita gunakan untuk menepis berbagai DD
pada pasien.
Komentar
Posting Komentar